Welcome !

Welcome !

Sabtu, 05 Februari 2011

C. Sikap Positif terhadap Pelaksanaan Demokrasi

Menilik beberapa kasus yang booming di publik. Pemahaman demokrasi layak diacungi jempol. Misal partisipasi facebookers dalam kasus Bibit Chandra dan Prita. Social networking berubah jadi social movement. Masyarakat mulai sadar dan paham akan hak yang mereka emban. Bahwa masyarakat adalah subjek bukan semata objek. Jadi demokrasi bukan hanya milik parpol dan pemerintah. Namun, masyarakat ikut mengawal bak mata elang.

Namun, kita perlu memberi catatan lain. Seperti demokrasi yang dimaknai demonstrasi (anarki). Demokrasi yang dimaknai abuse of power. Maksud kata turun diganti jadi turun temurun. Perilaku demikian akan memberi angin pesimisme pada pranata demokrasi. Lalu, muncul sikap apatisme dan apolitis. Misal angka golput kian tinggi. Hukum tidak ditaati. Kebijakan pemerintah dihiraukan. Pemimpin nasional dihujat.

Sikap positif harus dipelopori oleh pemimpin. Tidak hanya presiden. Tapi setiap lini. Anggota DPR, eksekutif bisnis, walikota sampai ke camat. Like father like son. Masyarakat butuh penuntun. Pemimpin harus jadi contoh. Dengan ini sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia akan terbangun secara konstruktif bukan destruktif.

(Pratito Yusuf Zein)




-Belum- (Hanifa Islami & Syah Iqbal Tawakal)

2 komentar:

  1. Menilik beberapa kasus yang booming di publik. Pemahaman demokrasi layak diacungi jempol. Misal partisipasi facebookers dalam kasus Bibit Chandra dan Prita. Social networking berubah jadi social movement. Masyarakat mulai sadar dan paham akan hak yang mereka emban. Bahwa masyarakat adalah subjek bukan semata objek. Jadi demokrasi bukan hanya milik parpol dan pemerintah. Namun, masyarakat ikut mengawal bak mata elang.

    Namun, kita perlu memberi catatan lain. Seperti demokrasi yang dimaknai demonstrasi (anarki). Demokrasi yang dimaknai abuse of power. Maksud kata turun diganti jadi turun temurun. Perilaku demikian akan memberi angin pesimisme pada pranata demokrasi. Lalu, muncul sikap apatisme dan apolitis. Misal angka golput kian tinggi. Hukum tidak ditaati. Kebijakan pemerintah dihiraukan. Pemimpin nasional dihujat.

    Sikap positif harus dipelopori oleh pemimpin. Tidak hanya presiden. Tapi setiap lini. Anggota DPR, eksekutif bisnis, walikota sampai ke camat. Like father like son. Masyarakat butuh penuntun. Pemimpin harus jadi contoh. Dengan ini sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia akan terbangun secara konstruktif bukan destruktif.

    BalasHapus
  2. @ Tito: Ok, komentar kamu akan kami postkan sebagai artikel di blog ini. Terima kasih

    BalasHapus